Pentingnya Tasawuf dalam Berilmu
Apa itu tasawuf?
Apakah tasawuf itu sesat? Apakah belajar dan mendalami ajaran tasawuf itu kuno?
Banyak sekali
orang yang keliru dalam memaknai tasawuf. Seakan-akan dalam pikiran mereka,
mereka harus selalu beribadah, bertaqarrub, menyendiri, menyucikan diri dan
meninggalkan dunia seutuhnya bahkan sampai bisa membenci keduniawian. Padahal
tidak demikian, itu hanya sebuah perspektif dari orang-orang awam atau
orang-orang terdahulu yang kurang mampu mengaplikasikan ajaran tasawuf dan kurang mengimbangi antara kehidupan spiritualnya
dengan kehidupan duniawi dan formalitasnya.
Kita memang
mengetahui bahwa pengertian tasawuf itu adalah ilmu tentang bagaimana cara kita
agar dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT. dengan sedekat-dekatnya tanpa
adanya penghalang apapun itu yang dapat menghalangi kesatuan jiwa dengan Allah
SWT. Tasawuf dapat pula diartikan dengan upaya pembersihan dan penyucian diri dari kotoran-kotoran
yang melekat dalam jiwa, semacam sifat iri, dengki, sombong, cinta dunia, dan
cinta kekuasaan. Pembersihan diri darisifat tercela itu dilakukan guna
mengarahkan diri untuk cinta kepada Allah SWT., ridha, tawakal dan ikhlas
beramal karena-Nya. Tasawuf adalah bagian yang tidak terpisahkan dari islam itu
sendiri. Ia telah tumbuh sejak awal dan harus ada dalam diri seorang muslim
sampai kapan pun. Tetapi ada juga orang yang tidak berusaha untuk membersihkan
dirinya dan menganggap kotoran hati itu adalah hal sepele. Maka dari itu, ia
tidak sempurna keislamannya dan keimanannya atau dengan kata lain, status
mereka yaitu Islam KTP saja.
Berdasarkan
pengertian tersebut, orang beranggapan bahwa tasawuf itu terlalu kuno dan
kurang mengikuti perkembangan zaman. Tentu pernyataan tersebut menjadi sebuah
tantangan bagi umat Islam, bagaimana memperkenalkan tasawuf dengan hal-hal yang
modern sehingga orang-orang dapat tertarik lagi dengan ajaran-ajaran tasawuf
dan dapat berada di jalan yang benar serta selalu dekat dengan Allah
SWT.Masalah ini telah dijawab dengan adanya ilmu tasawuf modern yang
diperkenalkan oleh Prof. Buya Hamka dalam bukunya yang berjudul “Tasawuf
Modern”. Buku tersebut dapat mengulas sedikit mengenai tasawuf modern bahwa
beliau mencoba menginterpretasikan tasawuf ke dalam masyarakat modern, namun
dengan tujuan tetap mencintai Allah SWT. dan mencari ridha-Nya.
Lalu apakah di zaman modern ini
seseorang yang belajar dan mendalami tasawuf itu harus selalu berdiam di masjid
dengan sholatnya dan dzkirinya serta meninggalkan segala perkara tentang dunia?
Bagaimana dengan menuntut ilmu?Peran tasawuf dalam dunia modern seperti sekarang
ini salah satunya adalah sebagai filterisasi gaya hidup, sehingga seseorang
tidak terlalu mengedepankan dunia dan tidak pula melupakan kerohanian (kecintaan
terhadap Allah SWT.).
Kita pun wajib menuntut ilmu karena dalam al-Qur’an, Allah
SWT. telah berfirman dalam Surah at-Taubah ayat 122 yang artinya “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi
semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan
diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang
agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali
kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”. Allah SWT. menyuruh
umat muslim bukan hanya untuk berperang saja, melainkan Allah SWT.
memerintahkan mencari ilmu agama dan ilmu yang lainnya. Artinya seseorang tidak
hanya fokuskepada spiritual saja, melainkan juga harus menuntut ilmu serta
harus bisa menyeimbangkan antara keduanya.
Umat Islam memerlukan pemuda yang bisa menjadi dokter
muslim, insinyur muslim, hakim muslim, fatwa muslim dan tokoh-tokoh yang
lainnya. Mengapa demikian?Setidaknya ketika pasien pergi ke dokter muslim,
pasien tersebut mendapat barokah yakni membaca basmalah sebelum memeriksa
pasiennya, berbeda dengan dokter non muslim yang tidak mengenal basmalah dan hamdalah,
sudah jelas tidak ada barokah dalamnya.Sudah menjadi fakta umum bahwa banyak pejabat
negara yang memikirkan urusan dunia saja serta mengedepankan kekuasaan, sehingga
mereka dengan mudahnya mempraktekkan KKN. Hal ini disebabkan oleh penyakit dan
kotoran yang ada di dalam hati mereka. Oleh karena itu, pendidikan
formal maupun pendidikan spiritual sama-sama dibutuhkan dalam menjalankan suatu
kehidupan yang mana keduanya harus sama-sama dimiliki dan saling berimbang satu
sama lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar