Selasa, 12 Desember 2017

Pentingnya Tasawuf dalam Berilmu



Pentingnya Tasawuf dalam Berilmu
Apa itu tasawuf? Apakah tasawuf itu sesat? Apakah belajar dan mendalami ajaran tasawuf itu kuno?
Banyak sekali orang yang keliru dalam memaknai tasawuf. Seakan-akan dalam pikiran mereka, mereka harus selalu beribadah, bertaqarrub, menyendiri, menyucikan diri dan meninggalkan dunia seutuhnya bahkan sampai bisa membenci keduniawian. Padahal tidak demikian, itu hanya sebuah perspektif dari orang-orang awam atau orang-orang terdahulu yang kurang mampu mengaplikasikan ajaran tasawuf dan kurang mengimbangi antara kehidupan spiritualnya dengan kehidupan duniawi dan formalitasnya.
Kita memang mengetahui bahwa pengertian tasawuf itu adalah ilmu tentang bagaimana cara kita agar dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT. dengan sedekat-dekatnya tanpa adanya penghalang apapun itu yang dapat menghalangi kesatuan jiwa dengan Allah SWT. Tasawuf dapat pula diartikan dengan upaya pembersihan dan penyucian diri dari kotoran-kotoran yang melekat dalam jiwa, semacam sifat iri, dengki, sombong, cinta dunia, dan cinta kekuasaan. Pembersihan diri darisifat tercela itu dilakukan guna mengarahkan diri untuk cinta kepada Allah SWT., ridha, tawakal dan ikhlas beramal karena-Nya. Tasawuf adalah bagian yang tidak terpisahkan dari islam itu sendiri. Ia telah tumbuh sejak awal dan harus ada dalam diri seorang muslim sampai kapan pun. Tetapi ada juga orang yang tidak berusaha untuk membersihkan dirinya dan menganggap kotoran hati itu adalah hal sepele. Maka dari itu, ia tidak sempurna keislamannya dan keimanannya atau dengan kata lain, status mereka yaitu Islam KTP saja.
Berdasarkan pengertian tersebut, orang beranggapan bahwa tasawuf itu terlalu kuno dan kurang mengikuti perkembangan zaman. Tentu pernyataan tersebut menjadi sebuah tantangan bagi umat Islam, bagaimana memperkenalkan tasawuf dengan hal-hal yang modern sehingga orang-orang dapat tertarik lagi dengan ajaran-ajaran tasawuf dan dapat berada di jalan yang benar serta selalu dekat dengan Allah SWT.Masalah ini telah dijawab dengan adanya ilmu tasawuf modern yang diperkenalkan oleh Prof. Buya Hamka dalam bukunya yang berjudul “Tasawuf Modern”. Buku tersebut dapat mengulas sedikit mengenai tasawuf modern bahwa beliau mencoba menginterpretasikan tasawuf ke dalam masyarakat modern, namun dengan tujuan tetap mencintai Allah SWT. dan mencari ridha-Nya.
Lalu apakah di zaman modern ini seseorang yang belajar dan mendalami tasawuf itu harus selalu berdiam di masjid dengan sholatnya dan dzkirinya serta meninggalkan segala perkara tentang dunia? Bagaimana dengan menuntut ilmu?Peran tasawuf dalam dunia modern seperti sekarang ini salah satunya adalah sebagai filterisasi gaya hidup, sehingga seseorang tidak terlalu mengedepankan dunia dan tidak pula melupakan kerohanian (kecintaan terhadap Allah SWT.).
Kita pun wajib menuntut ilmu karena dalam al-Qur’an, Allah SWT. telah berfirman dalam Surah at-Taubah ayat 122 yang artinya “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”. Allah SWT. menyuruh umat muslim bukan hanya untuk berperang saja, melainkan Allah SWT. memerintahkan mencari ilmu agama dan ilmu yang lainnya. Artinya seseorang tidak hanya fokuskepada spiritual saja, melainkan juga harus menuntut ilmu serta harus bisa menyeimbangkan antara keduanya.
Umat Islam memerlukan pemuda yang bisa menjadi dokter muslim, insinyur muslim, hakim muslim, fatwa muslim dan tokoh-tokoh yang lainnya. Mengapa demikian?Setidaknya ketika pasien pergi ke dokter muslim, pasien tersebut mendapat barokah yakni membaca basmalah sebelum memeriksa pasiennya, berbeda dengan dokter non muslim yang tidak mengenal basmalah dan hamdalah, sudah jelas tidak ada barokah dalamnya.Sudah menjadi fakta umum bahwa banyak pejabat negara yang memikirkan urusan dunia saja serta mengedepankan kekuasaan, sehingga mereka dengan mudahnya mempraktekkan KKN. Hal ini disebabkan oleh penyakit dan kotoran yang ada di dalam hati mereka. Oleh karena itu, pendidikan formal maupun pendidikan spiritual sama-sama dibutuhkan dalam menjalankan suatu kehidupan yang mana keduanya harus sama-sama dimiliki dan saling berimbang satu sama lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar