Selasa, 12 Desember 2017

Mirisnya Kehidupan Hakiki Dikalangan Remaja



NAMA                : Sifaur Rodiyah
NIM                    : 20170703022194
PRODI/ KELAS   : Perbankan Syariah/ A

Mirisnya Kehidupan Hakiki Dikalangan Remaja
Kehidupan hakiki atau sering disebut dengan hakikat yaitu mencari kebenaran dan meninggalkan kesenangan. Namun, para remaja membalikkan hal tersebut, para remaja lebih menekankan kepada kehidupan yang sebenarnya adalah kehidupan yang hakiki. Para remaja hanya berfikir bagaimana hidup senang didunia yang seluas ini, bagaimana hidup mewah didunia yang sudah canggih ini. Renaja sangat enggan untuk berfikir bagaimana hidup senang diakhirat nanti. Dunia merupakan awal dari sebuah kehidupan yang akan menjalani beberapa station kedepannya. Untuk lulus station satu ke station yang lainnya, remaja harus berfikir bagaimana kehidupan remaja untuk selalu menekankan kehidupan yang hakiki. Tidak hanya berfikir kesenangan saja.
Kaum remaja yang mempunyai pemikiran untuk hidup di kehidupan yang hakiki hanya bisa dihitung dengan jari-jari saja, selain dari itu ramaja lebih senag dengan kehidupan duniawi. Remaja berlomba-lomba untuk dapat menggenggam kesenangan dunia, padahal lebih dari itu genggaman remaja akan terhempas begitu saja termakan oleh kehidupan yang hakiki. Remaja memandang kehidupan hanya dengan sebelah mata, dengan semboyan “Dunia ya sekarang! Akhirat belakangan!”. Bahkan terkadang cara pandang mereka tentang kehidupan seakan-akan hidup untuk selamanya. Remaja menganggap foya-foya didunia itu sudah kebahagiaan yang sebenarnya. Semakin canggih fasilitas didunia ini, keinginan remaja untuk menjalani kehidupan yang hakiki sangatlah miris. Karena kecanggihan juga salah satu pengaruh punahnya semangat remaja untuk mencari dan mencapai kehidupan yang hakiki.
Sampai dikuatkan dengan dalil-dalil remaja tidak pernah ada satu rasa kaget pun untuk berusaha mencari kehidupan hakiki. Dalam sebuah hadist juga sudah dijelaskan bahwa “Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya, dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan kamu mati besok”. Hadist ini pun tidak membuat bangkit para remaja untuk hidup dengan kehidupan yang hakiki. Kehidupan hakiki (mencari kebenaran) semakin hilang pada diri kaum remaja. Remaja lebih mementingkan kesenangan, sehingga sering ada celoteh-celoteh yang kurang enak didengar. Celotehan ini mengajarkan hal-hal yang tidak baik untuk generasi remaja berikutnya. Setiap pergaulan remaja pasti akan ada celotehan yang tidak baik dan seakan-akan menekankan untuk mencari kesenangan dan meninggalkan kebenaran.
Pengaruh kecanggihan dan budaya-budaya barat juga lebih membuat para remaja untuk menekankan kehidupan duniawi saja, dan mengajarkan bahwa hidup itu mencari kesenangan bukan kebenaran. Untuk mendorong remaja kembali mencari kehidupan hakiki dan meninggalkan duniawi sangat sulit, karena kecanggihan dan pergaulan remaja yang semakin mendunia. Bergaulpun remaja tidak melihat benar atau tidaknya, akan tetapi melihat senang atau tidaknya. Menerapkan kehidupan yang hakiki dikehidupan remaja sangat mustahil dilakukan, karena sudut pandangnya saja sudah tidak memandang kehidupan yang hakiki, hanya pandangan dunia yang dikedepankan oleh para remaja. Seandainya saja ada sebuah pergaulan yang menekankan sebuah kebenaran, kemungkinan besar pandangan hidup remaja lebih menekankan pada kehidupan hakiki (kebenaran).
Menjalani kehidupan hakiki tidak semudah seperti menjalani kehidupan duniawi yang hanya merangkak, berjalan dan berlari untuk meraih kesuksesan, kesenangan dan kebahagiaan. Sedangkan kehidupan yang hakiki harus berbolak-balik jatuh bangun untuk meraih sebuah kebenaran. Dari itulah semakin marak pergaulan remaja yang disibukkan dengan kesengan yang semakin surut pula kehidupan remaja yang disibukkan untuk mencari kehidupan yang hakiki (kebenaran).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar