Selasa, 12 Desember 2017

Mahabbahnya Muslimah Modern



NAMA           : OKTAVIA DEVA SUKMAWATI
KELAS          : PBS A
NIM                : 20170703022165
Mahabbahnya Muslimah Modern
Dalam kehidupan modern ini, mencintai sesuatu, baik itu berupa benda atau barang, atau bahkan sesama makhlukpun merupakan hal biasa. Namun siapa sangka, justru hal-hal seperti itulah yang dapat membuat mereka seakan-akan lebih jauh dari penciptanya.
Misalnya saja. Muslimah modern, cenderung lebih mempercantik busana mereka dari pada hati mereka. Lebih mencintai makhluk dari pada Rabbnya. Seakan-akan, kita hidup untuk penampilan dan makhluk sahaja.
Jika hal ini dikaitkan dengan kehidupan seorang sufi perempuan taat Rabiatul Adawiyah, justru hal ini sangat jauh berbeda. Beliau, seorang filsuf wanita yang terkenal yang hidup dalam kesederhaan dan kemiskinan, tidak menikah sampai akhir hayatnya, dan lebih memilih mengasingkan diri sejak dimerdekakan oleh tuannya. Beliau begitu bukan karena tak suka sosialisasi, tapi karena sudah Mahabbah (cinta secara mendalam) pada Rabbnya. Ingin lebih dekat dan menyatu dengan Rabbnya, tanpa dibayangi gemerlapnya dunia.
Lain lagi dengan muslimah modern saat ini. Mungkin tidak semua. Namun faktanya, mayoritas dari mereka, Mahabbahnya lebih pada ciptaan Rabbnya. Sikap seperti senang membeli pakaian-pakaian dengan berbagai model dan lengkap dengan aksesorisnya, itu saja sudah sangat tidak mencerminkan kesederhanaan Rabiatul adawiyah.
Tidak salah sebenarnya. Yang salah itu sifat berlebihannya, karena berlebihan itu sifatnya setan. Mencintai adalah kodrat manusia. Namun sebagai manusia, muslimah juga memiliki kodrat sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Bukan berarti kita tidak boleh menyukai atau bahkan sangat mencintai benda atau barang tertentu, atau bahkan sesama makhluk. Hanya saja, adakalanya tidak berlebihan dalam menyikapinya.
Ya. Memang tingkatan Mahabbah ini dianggap sangat sulit untuk mencapainya dan hanya orang-orang pilihan sajalah yang dapat mencapai tingkatan ini. Namun selama ada usaha, Insyaallah yang tidak bisa akan menjadi bisa. Insyaallah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar