PENYAKIT HATI DAN OBATNYA
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Akhlak Tasawuf
Yang diampu oleh bapak Moch. Cholid Wardi, M,HI.
Oleh :
1.
AMIRUL RIJALUR
RAHMAN (20170703021028)
2.
ANDRE LASMANA (20170703021029)
3.
FADILAH MASHUD (20170703021051)
4.
IQROBI
RAHMATULLAH (20170703021091)
5.
TAUFIKURRAHMAN (20170703021214)
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH
JURUSAN EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya makalah ini yang berjudul “PENYAKIT HATI DAN OBATNYA”
dapat diselesaikan sesuai waktu yang diharapkan. Shalawat serta salam semoga
tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Akhlak
Tasawuf yang dibimbing oleh Bapak MOCH. CHOLID WARDI, M.HI. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari teman-teman mahasiswa dan dosen yang bersifat membangun
selalu kami harapkan. Sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini sehingga
menjadi lebih baik kedepannya ataupun makalah yang selanjutnya.
Kami berharap, semoga dengan makalah yang kami susun ini dapat memberikan
manfaat kepada para pembaca sekalian. Amin Ya Robbal Alamin.
Pamekasan, 26 September 2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................
i
DAFTAR ISI....................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
1
A.
Latar Belakang
Masalah.......................................................................
1
B.
Rumusan Masalah.................................................................................
1
C.
Tujuan
Pembahasan..............................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................
2
A.
Pengertian
Penyakit Hati......................................................................
2
B.
Gejala dan Ciri
– Ciri Penyakit Hati.....................................................
2
C.
Macam – Macam
Penyakit Hati............................................................
4
D.
Obat – Obat
Penyakit Hati...................................................................
8
BAB III PENUTUP.........................................................................................
12
A.
Kesimpulan...........................................................................................
12
B.
Saran.....................................................................................................
12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ketika berbicara tentang Penyakit Hati tentu saja kita
berfikir kearah manusia sebagaimana makhluk Allah SWT., yang diciptakan dalam
bentuk sebaik - baiknya dan makhluk yang paling sempurna jika dibandingkan
dengan makhluk ciptaan Allah SWT., yang lain. Manusia memiliki sesuatu yang
tidak dimiliki oleh Malaikat yaitu nafsu, dan tidak dimiliki oleh jin dan sebangsanya
yaitu hati nurani yang selalu membawa manusia kejalan Allah SWT.
Namun disamping itu manusia dapat tergoda oleh jin sebagai
mana jin telah bersumpah untuk selalu menggoda manusia untuk menentang semua
yang diperintah Allah SWT., dan selalu mengajak ke jalan yang tidak
benar,sehingga terciptalah penyakit-penyakit hati pada manusia yang dapat
menyesatkan manusia itu sendiri dan akan menjurumuskan dalam api neraka yang
sangat pedih rasanaya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Penyakit Hati?
2. Apa gejala dan ciri-ciri penyakit hati?
3. Ada berapa macam penyakit hati?
4. Apa obat dari penyakit hati?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu penyakit hati.
2. Untuk mengetahui apa gejala dan
ciri-ciri penyakit hati.
3.
Untuk mengetahui macam-macam penyakit hati.
4. Untuk mengetahui obat dari penyakit
hati.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Penyakit
Hati
Penyakit hati adalah
perasaan tidak enak yang muncul di dalam diri manusia sehingga menyebabkan
hatinya menjadi terasa tidak tenang, gelisah, dan waswas. Perasaan tidak enak
itu mirip seperti sebuah
virus yang sering menyerang komputer. Ia muncul karena adanya ‘sesuatu’ yang ‘tidak
beres’ di dalam hati dan pikiran manusia.tidak peduli laki-perempuan, tua-muda,
kaya-miskin.
Jika hati sudah diserang oleh virus yang bisa
membahayakan iman dan islam manusia, maka sulit bagi manusia itu untuk bisa
mengendalikannya apalagi menghilangkannya. sebab sekali menempel pada hati dan
fikiran manusia semakin sulit bagi manusia itu untuk menghilangkannya.
Virus yang menyerang hati manusia seperti
halnya orang yang dipatuk oleh ular cobra dan derik, manusia yang terkena
patukan ular itu dalam hitungan detik pasti mati jika tidak segera diobati,
karena bisa-Nya akan menyebar melalui pembuluh darah dan jantung. Begitupun
virus penyakit hati pada manusia yang secara cepat akan membawa manusia itu
dalam kesestan, karena virus itu akan menyebar melaui fikiran yang selalu
dimasuki sesuatu-sesuatu yang jelek dan akan di salurkan dalam hati dan akan di
aplikasikan melalui sifat manusia [1]
B.
Gejala
Dan Ciri-Ciri Penyakit Hati
Setiap penyakit itu pasti ada tandanya
sebagai mana ketika dokter mengenali dan memutuskan untuk melakukan
langkah-langkah diagnosis yang tepat
untuk dosennya, adapun gejala dan ciri-ciri penyakit hati dalam makalah ini
yaitu awal yang menyertai sebelum munculnya rasa sakit atau rasa tidak enak
pada diri si penderita tersebut,berikut gejala dan ciri-ciri penyakit hati.[2]
1.
Sulit Kendalikan Nafsu
Gejala
dan ciri-ciri penyakit hati yang pertama yaitu sulitya manusia untuk
mengendalikan nafsunya sendiri karena pada saat itu nafsu itu tidak stabil dan
akan sangat bercondong pada hal yang tidak baik, walaupun manusia diturunkan ke
muka Bumi ini dibekali tiga nafsu oleh Allah SWT., kedalam diri manusia itu
yaitu: nafsu lawwamah (nafsu antara kebaikan dan
keburukan), nafsu ammara ( nafsu yang
condong ke perbuatan buruk), nafsu muthma’innah
( yakni keinginan yang bersih dari keburukan dan selalu merasa tentram
dalam kesucian). Ketiga nafsu itu bukanlah milik manusia melainkan manusia
hanya menerima titipan dari Allah SWT. Karena Allah SWT., menitipkan anugerah
yang sangat besar itu pada kita pasti ada tujuannya yaitu, agar kita dapat
memilih dan memilah yang mana yang harus dijadikan teman, sahabat, dan musuh
bagi manusia itu sendiri. Allah SWT., telah memberikan kebebasan kepada kita untuk
memilih jalan yang benar menurut ajaran Nabi Muhammad SAW.
2.
Suka Mengeluh
Tanda
berikutnya yaitu manusia yang suka mengeluh, mengeluh pada dasarnya adalah
ketidak puasan hati dalam menerima apa yang manusia itu dapatkan dibandingkan
dengan usaha yang telah manusia itu lakukan. Menurut ahlul kasaf, lahir karena si penderita tidak bersifat netral dan
tidak siap untuk menerima kemungkinan terburuknya dalam perjalanan hidupnya.
Akibatnya penderita lupa untuk bersyukur dan lupa pada Zat yang memberi masalah
itu.
3.
Tidak Sabar Dengan Proses
Setiap
kejadian pastilah ada sebabnya,tidak mungkin sesuatu yang terjadi tidak ada
sebab yang mendahuluinya. Yang demikian yang disebut sunnatullah yang biasa kita kenal dengan istilah hukum kausalitas.
Suka tidak suka,begitulah hukum yang di tetapkannya, manusia hanya menjalaninya
saja
4.
Maunya Enak, dan Tidak mau Susah
Tidak
ada yang gratis dalam dunia ini. Sebab semua ada syaratnya dan aturannya
masing-masing. Demikian lah hukum di dunia ini, jadi jika manusia ingin
memiliki seuatu, ia harus berusaha terlebih dahulu sebab kalau manusia tidak
mau berusaha jangan harap manusia itu dapat memperolehnya dengan gampang. semua
yang manusia inginkan pasti ada syarat yang harus dipenuhi, harus ada usaha.
Sebagaimana pepatah lama mengatakan “ berakit-rakit kehulu, berenang-renang
ketepian, bersakit-sakit dahulu, senang kemudian.”
5.
Tidak Senang Pada Guru
Barang
siapa yang menolak jalan kebajikan yang telah ditunjukkan oleh seseorang, bahwa
sesungguhnya orang itu terkena virus penyakit hati.dikatakan demikian seseorang
yang digerak kan oleh Allah SWT., untuk menunjukkan jalan kebajikan pada kita
itu aslinya adalah “Guru”. Menurut para
ahlul suffah orang yang hatinya lagi sakit biasanya memang memiliki kecenderungan
tidak mendengarkan nasehat dari siapapun. Tidak peduli yang memberi nasehat itu
orang tuanya,kekasihnya,guru disekolahnya, atau ulama sekalipun, karena hati
orang itu lagi diselimuti oleh virus penyakit hati merasa tidak senang pada
gurunya.[3]
C.
Macam
- Macam Penyakit Hati
1.
Riya’
Kata riya’ diambil dari kata
dasar ar-ru’yah yang artinya
memancing perhatian orang lain agar dinilai sebagai orang baik. Riya’ merupakan
salah satu sifat tercela yang harus dibuang jauh-jauh dalam jiwa kaum muslim
karena riya’menggugurkan amal ibadah. Riya’ adalah memperlihatkan diri kepada
orang lain. Maksudnya beramal bukan karena Allah SWT., tetapi karena manusia.
Menurut Ahlul Kasyaf, sikap riya' itu merupakan sikap yang
mengantarkan seseorang kepada ketidak-ikhlasan. Padahal, Allah SWT., sudah memberikan
batasan, bahwa setiap hamba hanya boleh melakukan sesuatu semata-mata untuk
menjaga kesan tentang dirinya di hadapan Allah SWT., Karena sebagai hamba Allah
SWT., sudah sepatutnya berusaha memberi kesan yang baik.
Sifat riya’ dapat muncul dalam
beberapa bentuk kegiatan, di antaranya
a.
Riya’ dalam beribadah
Orang riya’ biasanya
memperlihatkan kekhusyukan apabila dia berada di tengah-tengah jamaah atau
karena orang lain yang melihatnya.
b.
Riya’ dalam berbagai
kegiatan
Orang yang riya’ biasanya rajin
dan tekun bekerja selama ada orang yang melihat. Dia bekerja seolah-olah penuh
semangat, padahal dalam hati kecilnya tidak demikian. Ia rajin bekerja apabila
ada pujian, tetapi apabila tidak ada lagi yang memuji, semangatnya menurun.
c.
Riya’ dalam berderma atau
bersedekah
Apabila mendermakan hartanya kepada orang lain, orang riya’ bermaksud bukan karena ingin menolong dengan ikhlas, tetapi
ia berderma supaya dikatakan sebagai dermawan dan pemurah.
d.
Riya’ dalam berpakaian
Orang yang riya’ biasanya memakai pakaian yang
bagus, perhiasan yang serba mahal dan dan beragam dengan harapan agar dia
disebut orang kaya.[4]
2.
Dengki
Dalam bahasa Arab dengki disebut hasad,
yaitu perasaan yang timbul dalam diri seseorang setelah memandang sesuatu yang
tidak dimiliki olehnya, tetapi dimiliki oleh orang lain, kemudian dia
menyebarkan berita bahwa yang dimiliki orang tersebut diperoleh dengan tidak
sewajarnya.
Menurut Imam Al-Ghazali, dengki adalah membenci kenikmatan yang diberikan
Allah SWT., kepada orang lain dan ingin agar orang tersebut kehilangan kenikmatan itu.
Hasad merupakan
penyakit jiwa yang berbahaya dan berpengaruh terhadap hubungan sosial manusia.
Seorang yang memiliki jiwa hasad
tidak akan merasa tenang sebelum dapat membalas dan menghancurkan orang yang di
hasad-nya, bahkan dia
dapat menghilangkan nikmat yang menjadi penyebab hasad.
Oleh karena itu, hasad akan
menimbulkan perbuatan yang merusak masyarakat, akan menimbulkan kehancuran, dan
perpecahan. Hasad tidak terjadi kecuali karena suatu nikmat yang
diberikan Allah SWT., kepada
seseorang. Barang siapa yang membenci nikmat dan menginginkan hilangnya nikmat
dari saudaranya yang muslim, maka orang itu termasuk yang hasad. Oleh karena itu definisi hasad adalah membenci nikmat yang diberikan Allah
SWT., kepada orang lain dan menginginkan hilangnya
nikmat itu. Hasad termasuk sifat orang-orang kafir, munafik, dan
lemah imannya, sifat orang yang tidak mau terima terhadap saudaranya seagama
yang telah mendapat nikmat dari Allah SWT.
Contohnya jika temanmu mempunyai “Gadget”. Kamu juga ingin mempunyai gadget
yang dimiliki temanmu itu. Padahal kenyataannya kamu tidak punya. Karena kamu
tidak senang dengan apa yang dimiliki temanmu itu, kamu ingin gadget itu hilang
atau rusak. Atau kamu sendiri yang merusaknya.
Sebab-sebab
yang mengantarkan seorang melakukan hasad
1)
Karena kejahilan terhadap bahaya yang
ditimbulkannya, atau dalam kata lain tidak mengerti ilmu Syar’i , sehingga
dengan keenakannya tanpa merasa berdosa ia mau melakukan hal tersebut.
2)
Disebabkan hasad
atau dengki yang akan menyebabkan seseorang mencari jalan untuk menyebarkan
fitnah.
3)
Hati yang kotor jauh dari bimbingan syariat,
sehingga tidak tampak baginya kebenaran. Ia merasa puas kalau sekiranya orang
lain saling bermusuhan dan saling
membenci. Oleh karena itu, bagi orang yang kotor dan sakit hatinya maka hasad merupakan suatu jalan baginya untuk mengotori
hatinya.
4)
Karena berteman dengan orang-orang yang suka
berbuat hasad, sehingga menyebabkan dia terdorong dan
terpancing untuk melakukan hasad tersebut. [5]
3.
Ghibah
Al-Ghazali menjelaskan bahwa ghibah
adalah menuturkan sesuatu yang berkaitan dengan orang lain yang apabila
penuturan itu sampai pada yang bersangkutan, ia tidak menyukainya.
An-Nawawi menjelaskan bahwa ghibah adalah
menuturkan keburukan orang lain, baik yang dibicarakannya itu ada pada
badannya, agamanya, dunianya, dirinya, kejadiannya, akhlaknya, hartanya,
anaknya, orang tuanya, istri atau suaminya, pembantu rumah tanggganya, pakaiannya, gaya berjalannya, gerakannya,
senyumnya, cemberutnya, air mukanya, atau yang lainnya. Tetap disebut ghibah baik dengan lisan maupun tulisan,
atau yang berbentuk rumus, isyarat dengan mata, tangan, kepala, atau yang lain.[6]
4.
Kufur
Kufur secara bahasa berarti menutupi. Kufur
adalah kata sifat dari kafir. Jadi,
kafir adalah orangnya, sedangkan kufur adalah sifatnya. Menurut syara’, kufur adalah tidak beriman kepada Allah
SWT. dan rasul-Nya, baik dengan mendustakan atau tidak mendustakan.
Kufur adalah keadaan tidak percaya atau tidak beriman kepada Allah SWT. Dengan
demikian orang kafir adalah orang yang tidak percaya atau tidak beriman kepada
Allah SWT., baik orang tersebut bertuhan selain Allah SWT. maupun tidak
bertuhan, seperti apabila komunis (ateis).[7]
5.
Syirik
Syirik secara bahasa
adalah menyamakan dua hal, sedangkan menurut pengertian istilah adalah terdiri
atas definisi umum dan definisi khusus.
Definisi umum adalah menyamakan sesuatu dengan Allah SWT dalam hal-hal
yang di miliki khusus oleh Allah.
adapun Syirik secara khusus adalah menjadikan sekutu selain
Allah SWT.
Syirik ada dua macam,
yaitu syirik akbar (syirik besar) dan syirik ashgar (syirik
kecil). Syirik akbar adalah menjadikan sekutu selain Allah SWT.
lalu menyembahnya. Syirik ashgar adalah setiap perbuatan yang menjadi
perantara menuju syirik akbar, atau perbuatan yang dicap syirik
oleh nash, tetapi tidak sampai mencapai derajat syirik akbar.[8]
6.
Nifak atau Munafik
Nifak adalah nama sifat dari perilaku manusia, sedangkan munafik adalah orang
yang mempunyai sifat munafik. Menurut Abu Ahmadi (1991: 42-48),
nifak atau munafik adalah lawan kata “terus terang” atau “terang-terangan”. Dengan
kata lain, nifak berarti menampakkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang
terkandung di dalam hati.
Ciri-ciri khusus dari orang munafik telah dijelaskan oleh Allah SWT.
sebagai kaum yang suka menimbulkan kerusakan, gemar melakukan kejahatan, dan
suka membuat malapetaka.
Kaum munafik adalah sumber segala
bahaya yang sering mengancam berbagai bangsa di kawasan negara. Penyebab
utamanya adalah mereka berpura-pura bersikap baik terhadap musuh, tetapi di
dalam hatinya mereka sedang mencari kelemahan lawan. Tujuannya adalah mencari
keuntungan bagi mereka sendiri, walaupun kelakuan itu harus mengorbankan
bangsanya.[9]
D.
Obat-Obat
Penyakit Hati
Segala penyakit didunia yang
diturunkan oleh Allah SWT pasti ada obatnya ,begitupun dengan beberapa obat
dari penyakit hati. Untuk mengobati penyakit hati, terlebih dahulu kita harus
mengetahui pembangkit dan penyebabnya. Penyebab utama dari penyakit hati tak
lain adalah dorongan hawa nafsu yang selalu mendorong ke arah kejelekan. Oleh
karena itu, pencegah dan pengobatannya dapat ditempuh melalui beberapa tahap.
Yaitu:[10]
a)
Baca Qur'an dan Maknanya
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا
هُوَ شِفَاء وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ وَلاَ يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إَلاَّ
خَسَارًا ﴿٨٢﴾
Artinya:
” Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang
menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu
tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (Al-Isra: 82)
[11]
Obat penyakit hati dalam Islam yang pertama
adalah membaca Al-Qur'an dan maknanya. Allah SWT., tidak akan menurunkan
penyakit tanpa obatnya, jika sakit kepala saja ada obatnya, maka penyakit hati
pun ada obatnya. Sebagaimana firman Allah SWT., bahwa Dia tidak menurunkan
Al-Qur'an kecuali menjadi penawar bagi mereka yang beriman. Maka untuk
menghindari segala penyakit hati, yuk kita perbanyak membaca Al-Qur'an, tidak
hanya dibaca, tapi juga dimaknai dan kita aplikasikan di kehidupan sehari-hari.
Insya Allah dengan membaca Al-Qur'an tidak hanya menyembuhkan penyakit hati,
tapi juga membuat hati menjadi tentram.
b)
Berpuasa Sunnah
Puasa
merupakan suatu ibadah yang tidak hanya menahan diri dari makan minum, tapi
juga menahan diri dari segala bentuk hawa nafsu yang dapat menyebabkan
timbulnya penyakit hati dalam diri seseorang. Dengan berpuasa, akan
mempersempit jalannya darah. Sedangkan syetan berada pada jalan darahnya
manusia. Sebagaimana sabda Nabi SAW, “Sesungguhnya setan mengalir dalam diri
manusia pada tempat mengalirnya darah.” (HR. Bukhari no. 7171 dan Muslim no.
2174). Jadi puasa dapat menenangkan syetan yang seringkali menjadikan seseorang
was-was. Puasa pun dapat menekan syahwat dan rasa marah.
Ditinjau
dari segi kejiwaanpun puasa ternyata mempunyai efek yang baik sekali, karena
dengan puasa secara tidak langsung seseorang dilatih untuk mengendalikan
tuntutan hawa nafsu yang cenderung ingin melakukan hal-hal yang buruk. Di lain
hal, dengan berpuasa seseorang akan merasa lebih dekat dengan Allah sehingga
merasa lebih aman dan tenteram.[12]
c)
Mendirikan Shalat Malam
1)
Kerjakanlah shalat malam, karena shalat malam
itu kebiasaan orang-orang yang shaleh sebelum kamu dahulu, juga suatu jalan
untuk mendekatkan diri kepada TUHAN kalian, juga sebagai penebus pada segala
kejahatan (dosa) mencegah dosa serta dapat menghindarkan penyakit dari badan
(HR.Imam Tarmidji & Ahmad).
2)
Shalat di sepertiga malam atau bisa disebut
shalat tahajud memiliki banyak manfaat sekaligus syafaatnya. Diantaranya adalah
menjauhkan kita dari berbagai penyakit hati. Shalat malam atau shalat tahajud
merupakan kebiasaan orang-orang yang shaleh, dengan menjadi orang yang shaleh
kita akan terhindar dari segala macam penyakit hati sekaligus penebus dosa
bahkan menghindari segala penyakit yang bersifat lahiriyah. [13]
d)
Berkumpul dengan Orang Shaleh
وَاصْبِرْ
نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ
وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ
أَمْرُهُ فُرُطًا ﴿٢٨﴾
Artinya:
“Dan
bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi
dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu
berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah
kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami,
serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.”
(Al-Kahfi: 28).[14]
Pernah dengar pepatah yang menyebutkan temanmu
adalah cerminan dirimu? Ternyata pepatah ini tidak hanya sekedar pepatah, tapi
merupakan sabda Rasulullah SAW dan firman Allah SWT., agar berkumpul dengan
orang-orang shaleh. Salah satu manfaat berkumpul dengan orang-orang shaleh
adalah terhindar dari maksiat, dan bisa mencegah dari penyakit hati. Karena
jika kita bergaul dengan orang shaleh insya Allah akan saling mengingatkan
dalam kebaikan dan ketakwaan. Sesungguhnya manusia itu tempatnya salah dan
lupa, maka kita perlu orang lain untuk terus mengingatkan kita pada kebaikan.[15]
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Penyakit hati
adalah perasaan tidak enak yang muncul di dalam diri manusia sehingga
menyebabkan hatinya menjadi terasa tidak tenang, gelisah, dan waswas. Penyakit
hati di antaranya seperti, ‘ananiyah,
ghadab, riya’, dengki, ghibah,
dan yang lainnya. Penyakit hati tersebut dapat diobati dengan membaca atau
mendengarkan ayat-ayat suci al-Qur’an, slalat, berdzikir kepada Allah SWT.,
berdo’a, dan berwudhu. Dengan melakukan hal-hal tersebut hati kita akan terasa
tenang dan terteram bahkan akan bersih dari penyakit hati.
- Saran
Tetaplah
bersyukur kepada Allah SWT., atas nikmat yang Allah SWT., berikan kepada kita,
karena pada dasarnya semua yang terjadi kepada kita adalah sebuah nikmat dari
Allah SWT. Oleh karena itu slalu ingat padaNya dan memohon ampunan dan
meminta perlindungan Allah SWT. Dengan
demikian kita akan tejaga dari penyakit hati yang telah terurai di atas.
DAFTAR
PUSTAKA
Anwar, Rosihor. Akhlak Tasawuf. Bandung:
CV PUSTAKA
SETIA, 2010.
Barozi, Ahmad dan Abu Azka Fathin Mazayasyah, Penyakit
Hati dan Penyembuhannya. Yogyakarta: DARUL HIKMAH, 2008.
Muhyidin, Muhammad. Kecerdasan Jiwa. Yogyakarta:
AR-RUZZ MEDIA, 2009.
Solichin, Mohammad Muchlis. Akhlak dan
Tasawuf Dalam Wacana Kontemporer Surabaya: CV. Salsabila Putra Pratama, 2014.
Syukur, Amin, Tasawuf Kontekstual. Yogyakarta:
PUSTAKA PELAJAR, 2003.
[1]Ahmad
Barozi dan Abu Azka Fathin Mazayasyah, Penyakit Hati dan Penyembuhannya (Yogyakarta:
DARUL HIKMAH 2008), hlm. 19
[3] Rosihor
Anwar, Akhlak Tasawuf (Bandung: CV PUSTAKA SETIA 2010), hlm. 137
[4]
Ahmad Barozi dan Abu Azka Fathin Mazayasyah, Penyakit Hati dan
Penyembuhannya (Yogyakarta: DARUL HIKMAH 2008), hlm. 175
[5]
Rosihor Anwar, Akhlak Tasawuf (Bandung: CV PUSTAKA SETIA 2010), hlm. 132
[6]
Ibid, 135
[7]
Ibid, 125
[8]
Ibid, 122
[9]
Muhammad Muhyidin, Kecerdasan Jiwa (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA 2009),
hlm.
[10]
Amin Syukur, Tasawuf Kontekstual (Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR 2003),
hlm. 220
[11] “Al-Isra’, Surah Perjalanan Malam Ayat-82”,
The Noble Qur’an diakses dari http://id.noblequran.org/quran/surah-al-isra/ayat-82/ , pada tanggal 30 September 2017 pukul 09:19
[12]
Syarifa Aliyah, “Bagaimana Mengobati Penyakit Hati???”, Kompasiana,
diakses dari http://www.kompasiana.com/syarifaaliyah/bagaimana-mengobati-penyakit-hati_550f578d813311f534bc6014,
pada tanggal 02 Oktober 2017 pukul 17.34.
[13]
Muhammad bin Suud Al-Uraifi, “keutamaan sholat malam dan anjurannya”,
Media islam salafiyyah, Ahlussunah Wal jama’ah, diakses dari https://almanhaj.or.id/3499-keutamaan-shalat-malam-dan-anjurannya.html,
pada tanggal 02 Oktober 2017 16.20.
[14] “Al-Kahf-28,
Surah Penghuni-penghuni Gua Ayat-28”, The Noble Quran, diakses dari http://id.noblequran.org/quran/surah-al-kahf/ayat-28/,
pada tanggal 30 September 2017 pukul 09:25
[15] “Berteman
dengan Orang-orang Sholeh”, Akhlaqmuttaqin, diakses dari https://akhlaqmuttaqin.wordpress.com/2012/11/24/berteman-dengan-orang-orang-sholeh/,
pada tanggal 02 oktober 2017 pukul 16.28.
Kreen Kakak-kakak Makalahnya bahwa Hati adalah sumber utama dari organ manusia menurut saya ini Kak,.terimakasih,.perkenalkan saya Riswanto Mahasiswa dari ISB Atma Luhur
BalasHapus