Sabtu, 09 Desember 2017

Makalah penyakit hati dan obatnya





PENYAKIT HATI DAN OBATNYA
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Akhlak Tasawuf
Yang diampu oleh bapak Moch. Cholid Wardi, M,HI.

Oleh :
1.   AMIRUL RIJALUR RAHMAN          (20170703021028)
2.   ANDRE LASMANA                            (20170703021029)
3.   FADILAH MASHUD                          (20170703021051)
4.   IQROBI RAHMATULLAH                (20170703021091)
5.   TAUFIKURRAHMAN                                    (20170703021214)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH
JURUSAN EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2017



KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya makalah ini yang berjudul “PENYAKIT HATI DAN OBATNYA” dapat diselesaikan sesuai waktu yang diharapkan. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Akhlak Tasawuf yang dibimbing oleh Bapak MOCH. CHOLID WARDI, M.HI.   Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari teman-teman mahasiswa dan dosen yang bersifat membangun  selalu kami harapkan. Sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini sehingga menjadi lebih baik kedepannya ataupun makalah yang selanjutnya.
Kami berharap, semoga dengan makalah yang kami susun ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca sekalian. Amin Ya Robbal Alamin.

Pamekasan, 26 September 2017

    Penulis                    



                                                                                                  


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A.    Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................. 1
C.     Tujuan Pembahasan.............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 2
A.    Pengertian Penyakit Hati...................................................................... 2
B.     Gejala dan Ciri – Ciri Penyakit Hati..................................................... 2
C.     Macam – Macam Penyakit Hati............................................................ 4
D.    Obat – Obat Penyakit Hati................................................................... 8
BAB III PENUTUP......................................................................................... 12
A.    Kesimpulan........................................................................................... 12
B.     Saran..................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 13

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Ketika berbicara tentang Penyakit Hati tentu saja kita berfikir kearah manusia sebagaimana makhluk Allah SWT., yang diciptakan dalam bentuk sebaik - baiknya dan makhluk yang paling sempurna jika dibandingkan dengan makhluk ciptaan Allah SWT., yang lain. Manusia memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh Malaikat yaitu nafsu, dan tidak dimiliki oleh jin dan sebangsanya yaitu hati nurani yang selalu membawa manusia kejalan Allah SWT.
Namun disamping itu manusia dapat tergoda oleh jin sebagai mana jin telah bersumpah untuk selalu menggoda manusia untuk menentang semua yang diperintah Allah SWT., dan selalu mengajak ke jalan yang tidak benar,sehingga terciptalah penyakit-penyakit hati pada manusia yang dapat menyesatkan manusia itu sendiri dan akan menjurumuskan dalam api neraka yang sangat pedih rasanaya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu Penyakit Hati?
2.      Apa gejala dan ciri-ciri penyakit hati?
3.      Ada berapa macam penyakit hati?
4.      Apa obat dari penyakit hati?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa itu penyakit hati.
2.      Untuk mengetahui apa gejala dan ciri-ciri penyakit hati.
3.      Untuk mengetahui macam-macam penyakit hati.
4.      Untuk mengetahui obat dari penyakit hati.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Penyakit Hati
Penyakit hati adalah perasaan tidak enak yang muncul di dalam diri manusia sehingga menyebabkan hatinya menjadi terasa tidak tenang, gelisah, dan waswas. Perasaan tidak enak itu mirip seperti sebuah virus yang sering menyerang komputer. Ia muncul karena adanya ‘sesuatu’ yang ‘tidak beres’ di dalam hati dan pikiran manusia.tidak peduli laki-perempuan, tua-muda, kaya-miskin.
Jika hati sudah diserang oleh virus yang bisa membahayakan iman dan islam manusia, maka sulit bagi manusia itu untuk bisa mengendalikannya apalagi menghilangkannya. sebab sekali menempel pada hati dan fikiran manusia semakin sulit bagi manusia itu untuk menghilangkannya.
Virus yang menyerang hati manusia seperti halnya orang yang dipatuk oleh ular cobra dan derik, manusia yang terkena patukan ular itu dalam hitungan detik pasti mati jika tidak segera diobati, karena bisa-Nya akan menyebar melalui pembuluh darah dan jantung. Begitupun virus penyakit hati pada manusia yang secara cepat akan membawa manusia itu dalam kesestan, karena virus itu akan menyebar melaui fikiran yang selalu dimasuki sesuatu-sesuatu yang jelek dan akan di salurkan dalam hati dan akan di aplikasikan melalui sifat manusia [1]

B.     Gejala Dan Ciri-Ciri Penyakit Hati
Setiap penyakit itu pasti ada tandanya sebagai mana ketika dokter mengenali dan memutuskan untuk melakukan langkah-langkah diagnosis yang tepat untuk dosennya, adapun gejala dan ciri-ciri penyakit hati dalam makalah ini yaitu awal yang menyertai sebelum munculnya rasa sakit atau rasa tidak enak pada diri si penderita tersebut,berikut gejala dan ciri-ciri penyakit hati.[2]
1.      Sulit Kendalikan Nafsu
Gejala dan ciri-ciri penyakit hati yang pertama yaitu sulitya manusia untuk mengendalikan nafsunya sendiri karena pada saat itu nafsu itu tidak stabil dan akan sangat bercondong pada hal yang tidak baik, walaupun manusia diturunkan ke muka Bumi ini dibekali tiga nafsu oleh Allah SWT., kedalam diri manusia itu yaitu: nafsu  lawwamah (nafsu antara kebaikan dan keburukan), nafsu ammara ( nafsu yang condong ke perbuatan buruk), nafsu muthma’innah ( yakni keinginan yang bersih dari keburukan dan selalu merasa tentram dalam kesucian). Ketiga nafsu itu bukanlah milik manusia melainkan manusia hanya menerima titipan dari Allah SWT. Karena Allah SWT., menitipkan anugerah yang sangat besar itu pada kita pasti ada tujuannya yaitu, agar kita dapat memilih dan memilah yang mana yang harus dijadikan teman, sahabat, dan musuh bagi manusia itu sendiri. Allah SWT., telah memberikan kebebasan kepada kita untuk memilih jalan yang benar menurut ajaran Nabi Muhammad SAW.
2.      Suka Mengeluh
Tanda berikutnya yaitu manusia yang suka mengeluh, mengeluh pada dasarnya adalah ketidak puasan hati dalam menerima apa yang manusia itu dapatkan dibandingkan dengan usaha yang telah manusia itu lakukan. Menurut ahlul kasaf, lahir karena si penderita tidak bersifat netral dan tidak siap untuk menerima kemungkinan terburuknya dalam perjalanan hidupnya. Akibatnya penderita lupa untuk bersyukur dan lupa pada Zat yang memberi masalah itu.
3.      Tidak Sabar Dengan Proses
Setiap kejadian pastilah ada sebabnya,tidak mungkin sesuatu yang terjadi tidak ada sebab yang mendahuluinya. Yang demikian yang disebut sunnatullah yang biasa kita kenal dengan istilah hukum kausalitas. Suka tidak suka,begitulah hukum yang di tetapkannya, manusia hanya menjalaninya saja
4.      Maunya Enak, dan Tidak mau Susah
Tidak ada yang gratis dalam dunia ini. Sebab semua ada syaratnya dan aturannya masing-masing. Demikian lah hukum di dunia ini, jadi jika manusia ingin memiliki seuatu, ia harus berusaha terlebih dahulu sebab kalau manusia tidak mau berusaha jangan harap manusia itu dapat memperolehnya dengan gampang. semua yang manusia inginkan pasti ada syarat yang harus dipenuhi, harus ada usaha. Sebagaimana pepatah lama mengatakan “ berakit-rakit kehulu, berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu, senang kemudian.”
5.      Tidak Senang Pada Guru
Barang siapa yang menolak jalan kebajikan yang telah ditunjukkan oleh seseorang, bahwa sesungguhnya orang itu terkena virus penyakit hati.dikatakan demikian seseorang yang digerak kan oleh Allah SWT., untuk menunjukkan jalan kebajikan pada kita itu aslinya adalah “Guru”.  Menurut para ahlul suffah orang yang hatinya lagi sakit biasanya memang memiliki kecenderungan tidak mendengarkan nasehat dari siapapun. Tidak peduli yang memberi nasehat itu orang tuanya,kekasihnya,guru disekolahnya, atau ulama sekalipun, karena hati orang itu lagi diselimuti oleh virus penyakit hati merasa tidak senang pada gurunya.[3]
C.    Macam - Macam Penyakit Hati
1.      Riya’
Kata riya’ diambil dari kata dasar ar-ru’yah yang artinya memancing perhatian orang lain agar dinilai sebagai orang baik. Riya’ merupakan salah satu sifat tercela yang harus dibuang jauh-jauh dalam jiwa kaum muslim karena riya’menggugurkan amal ibadah. Riya’ adalah memperlihatkan diri kepada orang lain. Maksudnya beramal bukan karena Allah SWT., tetapi karena manusia.
Menurut Ahlul Kasyaf, sikap riya' itu merupakan sikap yang mengantarkan seseorang kepada ketidak-ikhlasan. Padahal, Allah SWT., sudah memberikan batasan, bahwa setiap hamba hanya boleh melakukan sesuatu semata-mata untuk menjaga kesan tentang dirinya di hadapan Allah SWT., Karena sebagai hamba Allah SWT., sudah sepatutnya berusaha memberi kesan yang baik.
Sifat riya’ dapat muncul dalam beberapa bentuk kegiatan, di antaranya
a.       Riya’ dalam beribadah
Orang riya’ biasanya memperlihatkan kekhusyukan apabila dia berada di tengah-tengah jamaah atau karena orang lain yang melihatnya.
b.      Riya’ dalam berbagai kegiatan
Orang yang riya’ biasanya rajin dan tekun bekerja selama ada orang yang melihat. Dia bekerja seolah-olah penuh semangat, padahal dalam hati kecilnya tidak demikian. Ia rajin bekerja apabila ada pujian, tetapi apabila tidak ada lagi yang memuji, semangatnya menurun.
c.       Riya’ dalam berderma atau bersedekah
Apabila mendermakan hartanya kepada orang lain, orang riya’ bermaksud bukan karena ingin menolong dengan ikhlas, tetapi ia berderma supaya dikatakan sebagai dermawan dan pemurah.
d.      Riya’ dalam berpakaian
Orang yang riya’ biasanya memakai pakaian yang bagus, perhiasan yang serba mahal dan dan beragam dengan harapan agar dia disebut orang kaya.[4]

2.      Dengki
Dalam bahasa Arab dengki disebut hasad, yaitu perasaan yang timbul dalam diri seseorang setelah memandang sesuatu yang tidak dimiliki olehnya, tetapi dimiliki oleh orang lain, kemudian dia menyebarkan berita bahwa yang dimiliki orang tersebut diperoleh dengan tidak sewajarnya.
Menurut Imam Al-Ghazali, dengki adalah membenci kenikmatan yang diberikan Allah SWT., kepada orang lain dan ingin agar orang tersebut kehilangan kenikmatan itu.
Hasad merupakan penyakit jiwa yang berbahaya dan berpengaruh terhadap hubungan sosial manusia. Seorang yang memiliki jiwa hasad tidak akan merasa tenang sebelum dapat membalas dan menghancurkan orang yang di hasad-nya, bahkan dia dapat menghilangkan nikmat yang menjadi penyebab hasad. Oleh karena itu, hasad akan menimbulkan perbuatan yang merusak masyarakat, akan menimbulkan kehancuran, dan perpecahan. Hasad tidak terjadi kecuali karena suatu nikmat yang diberikan Allah SWT., kepada seseorang. Barang siapa yang membenci nikmat dan menginginkan hilangnya nikmat dari saudaranya yang muslim, maka orang itu termasuk yang hasad. Oleh karena itu definisi hasad adalah membenci nikmat yang diberikan Allah SWT., kepada orang lain dan menginginkan hilangnya nikmat itu. Hasad termasuk sifat orang-orang kafir, munafik, dan lemah imannya, sifat orang yang tidak mau terima terhadap saudaranya seagama yang telah mendapat nikmat dari Allah SWT.
Contohnya jika temanmu mempunyai “Gadget”. Kamu juga ingin mempunyai gadget yang dimiliki temanmu itu. Padahal kenyataannya kamu tidak punya. Karena kamu tidak senang dengan apa yang dimiliki temanmu itu, kamu ingin gadget itu hilang atau rusak. Atau kamu sendiri yang merusaknya.
Sebab-sebab yang mengantarkan seorang melakukan hasad
1)      Karena kejahilan terhadap bahaya yang ditimbulkannya, atau dalam kata lain tidak mengerti ilmu Syar’i , sehingga dengan keenakannya tanpa merasa berdosa ia mau melakukan hal tersebut.
2)      Disebabkan hasad atau dengki yang akan menyebabkan seseorang mencari jalan untuk menyebarkan fitnah.
3)      Hati yang kotor jauh dari bimbingan syariat, sehingga tidak tampak baginya kebenaran. Ia merasa puas kalau sekiranya orang lain saling bermusuhan dan saling membenci. Oleh karena itu, bagi orang yang kotor dan sakit hatinya maka hasad merupakan suatu jalan baginya untuk mengotori hatinya.
4)      Karena berteman dengan orang-orang yang suka berbuat hasad, sehingga menyebabkan dia terdorong dan terpancing untuk melakukan hasad tersebut. [5]

3.      Ghibah
Al-Ghazali menjelaskan bahwa ghibah adalah menuturkan sesuatu yang berkaitan dengan orang lain yang apabila penuturan itu sampai pada yang bersangkutan, ia tidak menyukainya.
An-Nawawi menjelaskan bahwa ghibah adalah menuturkan keburukan orang lain, baik yang dibicarakannya itu ada pada badannya, agamanya, dunianya, dirinya, kejadiannya, akhlaknya, hartanya, anaknya, orang tuanya, istri atau suaminya, pembantu rumah tanggganya, pakaiannya, gaya berjalannya, gerakannya, senyumnya, cemberutnya, air mukanya, atau yang lainnya. Tetap disebut ghibah baik dengan lisan maupun tulisan, atau yang berbentuk rumus, isyarat dengan mata, tangan, kepala, atau yang lain.[6]
4.      Kufur
Kufur secara bahasa berarti menutupi. Kufur adalah kata sifat dari kafir. Jadi, kafir adalah orangnya, sedangkan kufur adalah sifatnya. Menurut syara’, kufur adalah tidak beriman kepada Allah SWT. dan rasul-Nya, baik dengan mendustakan atau tidak mendustakan.
Kufur adalah keadaan tidak percaya atau tidak beriman kepada Allah SWT. Dengan demikian orang kafir adalah orang yang tidak percaya atau tidak beriman kepada Allah SWT., baik orang tersebut bertuhan selain Allah SWT. maupun tidak bertuhan, seperti apabila komunis (ateis).[7]
5.      Syirik
Syirik secara bahasa adalah menyamakan dua hal, sedangkan menurut pengertian istilah adalah terdiri atas definisi umum dan definisi khusus.  Definisi umum adalah menyamakan sesuatu dengan Allah SWT dalam hal-hal yang di miliki khusus oleh Allah.
adapun Syirik secara khusus adalah menjadikan sekutu selain Allah SWT.
Syirik ada dua macam, yaitu syirik akbar (syirik besar) dan syirik ashgar (syirik kecil). Syirik akbar adalah menjadikan sekutu selain Allah SWT. lalu menyembahnya. Syirik ashgar adalah setiap perbuatan yang menjadi perantara menuju syirik akbar, atau perbuatan yang dicap syirik oleh nash, tetapi tidak sampai mencapai derajat syirik akbar.[8]
6.      Nifak atau Munafik
Nifak adalah nama sifat dari perilaku manusia, sedangkan munafik adalah orang yang mempunyai sifat munafik. Menurut Abu Ahmadi (1991: 42-48), nifak atau munafik adalah lawan kata “terus terang” atau “terang-terangan”. Dengan kata lain, nifak berarti menampakkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang terkandung di dalam hati.
Ciri-ciri khusus dari orang munafik telah dijelaskan oleh Allah SWT. sebagai kaum yang suka menimbulkan kerusakan, gemar melakukan kejahatan, dan suka membuat malapetaka.
 Kaum munafik adalah sumber segala bahaya yang sering mengancam berbagai bangsa di kawasan negara. Penyebab utamanya adalah mereka berpura-pura bersikap baik terhadap musuh, tetapi di dalam hatinya mereka sedang mencari kelemahan lawan. Tujuannya adalah mencari keuntungan bagi mereka sendiri, walaupun kelakuan itu harus mengorbankan bangsanya.[9]
                
D.    Obat-Obat Penyakit Hati
Segala penyakit didunia yang diturunkan oleh Allah SWT pasti ada obatnya ,begitupun dengan beberapa obat dari penyakit hati. Untuk mengobati penyakit hati, terlebih dahulu kita harus mengetahui pembangkit dan penyebabnya. Penyebab utama dari penyakit hati tak lain adalah dorongan hawa nafsu yang selalu mendorong ke arah kejelekan. Oleh karena itu, pencegah dan pengobatannya dapat ditempuh melalui beberapa tahap. Yaitu:[10]
a)      Baca Qur'an dan Maknanya
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاء وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ وَلاَ يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إَلاَّ خَسَارًا ﴿٨٢﴾
Artinya:
Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (Al-Isra: 82) [11]
Obat penyakit hati dalam Islam yang pertama adalah membaca Al-Qur'an dan maknanya. Allah SWT., tidak akan menurunkan penyakit tanpa obatnya, jika sakit kepala saja ada obatnya, maka penyakit hati pun ada obatnya. Sebagaimana firman Allah SWT., bahwa Dia tidak menurunkan Al-Qur'an kecuali menjadi penawar bagi mereka yang beriman. Maka untuk menghindari segala penyakit hati, yuk kita perbanyak membaca Al-Qur'an, tidak hanya dibaca, tapi juga dimaknai dan kita aplikasikan di kehidupan sehari-hari. Insya Allah dengan membaca Al-Qur'an tidak hanya menyembuhkan penyakit hati, tapi juga membuat hati menjadi tentram.
b)      Berpuasa Sunnah
Puasa merupakan suatu ibadah yang tidak hanya menahan diri dari makan minum, tapi juga menahan diri dari segala bentuk hawa nafsu yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit hati dalam diri seseorang. Dengan berpuasa, akan mempersempit jalannya darah. Sedangkan syetan berada pada jalan darahnya manusia. Sebagaimana sabda Nabi SAW, “Sesungguhnya setan mengalir dalam diri manusia pada tempat mengalirnya darah.” (HR. Bukhari no. 7171 dan Muslim no. 2174). Jadi puasa dapat menenangkan syetan yang seringkali menjadikan seseorang was-was. Puasa pun dapat menekan syahwat dan rasa marah.
Ditinjau dari segi kejiwaanpun puasa ternyata mempunyai efek yang baik sekali, karena dengan puasa secara tidak langsung seseorang dilatih untuk mengendalikan tuntutan hawa nafsu yang cenderung ingin melakukan hal-hal yang buruk. Di lain hal, dengan berpuasa seseorang akan merasa lebih dekat dengan Allah sehingga merasa lebih aman dan tenteram.[12]
c)   Mendirikan Shalat Malam
1)      Kerjakanlah shalat malam, karena shalat malam itu kebiasaan orang-orang yang shaleh sebelum kamu dahulu, juga suatu jalan untuk mendekatkan diri kepada TUHAN kalian, juga sebagai penebus pada segala kejahatan (dosa) mencegah dosa serta dapat menghindarkan penyakit dari badan (HR.Imam Tarmidji & Ahmad).
2)      Shalat di sepertiga malam atau bisa disebut shalat tahajud memiliki banyak manfaat sekaligus syafaatnya. Diantaranya adalah menjauhkan kita dari berbagai penyakit hati. Shalat malam atau shalat tahajud merupakan kebiasaan orang-orang yang shaleh, dengan menjadi orang yang shaleh kita akan terhindar dari segala macam penyakit hati sekaligus penebus dosa bahkan menghindari segala penyakit yang bersifat lahiriyah. [13]
d)     Berkumpul dengan Orang Shaleh
 وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا ﴿٢٨﴾

Artinya:
Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (Al-Kahfi: 28).[14]
Pernah dengar pepatah yang menyebutkan temanmu adalah cerminan dirimu? Ternyata pepatah ini tidak hanya sekedar pepatah, tapi merupakan sabda Rasulullah SAW dan firman Allah SWT., agar berkumpul dengan orang-orang shaleh. Salah satu manfaat berkumpul dengan orang-orang shaleh adalah terhindar dari maksiat, dan bisa mencegah dari penyakit hati. Karena jika kita bergaul dengan orang shaleh insya Allah akan saling mengingatkan dalam kebaikan dan ketakwaan. Sesungguhnya manusia itu tempatnya salah dan lupa, maka kita perlu orang lain untuk terus mengingatkan kita pada kebaikan.[15]



BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Penyakit hati adalah perasaan tidak enak yang muncul di dalam diri manusia sehingga menyebabkan hatinya menjadi terasa tidak tenang, gelisah, dan waswas. Penyakit hati di antaranya seperti, ‘ananiyah, ghadab, riya’, dengki, ghibah, dan yang lainnya. Penyakit hati tersebut dapat diobati dengan membaca atau mendengarkan ayat-ayat suci al-Qur’an, slalat, berdzikir kepada Allah SWT., berdo’a, dan berwudhu. Dengan melakukan hal-hal tersebut hati kita akan terasa tenang dan terteram bahkan akan bersih dari penyakit hati.

  1. Saran
Tetaplah bersyukur kepada Allah SWT., atas nikmat yang Allah SWT., berikan kepada kita, karena pada dasarnya semua yang terjadi kepada kita adalah sebuah nikmat dari Allah SWT. Oleh karena itu slalu ingat padaNya dan memohon ampunan dan meminta  perlindungan Allah SWT. Dengan demikian kita akan tejaga dari penyakit hati yang telah terurai di atas.


DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Rosihor. Akhlak Tasawuf. Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2010.
Barozi, Ahmad dan Abu Azka Fathin Mazayasyah, Penyakit Hati dan Penyembuhannya. Yogyakarta: DARUL HIKMAH, 2008.
Muhyidin, Muhammad. Kecerdasan Jiwa. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2009.
Solichin, Mohammad Muchlis. Akhlak dan Tasawuf Dalam Wacana Kontemporer Surabaya: CV. Salsabila Putra Pratama, 2014.
Syukur, Amin, Tasawuf Kontekstual. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR, 2003.


[1]Ahmad Barozi dan Abu Azka Fathin Mazayasyah, Penyakit Hati dan Penyembuhannya (Yogyakarta: DARUL HIKMAH 2008), hlm. 19
2Ibid
[3] Rosihor Anwar, Akhlak Tasawuf (Bandung: CV PUSTAKA SETIA 2010), hlm. 137
[4] Ahmad Barozi dan Abu Azka Fathin Mazayasyah, Penyakit Hati dan Penyembuhannya (Yogyakarta: DARUL HIKMAH 2008), hlm. 175
[5] Rosihor Anwar, Akhlak Tasawuf (Bandung: CV PUSTAKA SETIA 2010), hlm. 132
[6] Ibid, 135
[7] Ibid, 125
[8] Ibid, 122
[9] Muhammad Muhyidin, Kecerdasan Jiwa (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA 2009), hlm.
[10] Amin Syukur, Tasawuf Kontekstual (Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR 2003), hlm. 220
[11]Al-Isra’, Surah Perjalanan Malam Ayat-82”, The Noble Qur’an diakses dari http://id.noblequran.org/quran/surah-al-isra/ayat-82/ , pada tanggal 30 September 2017 pukul 09:19
[12] Syarifa Aliyah, “Bagaimana Mengobati Penyakit Hati???”, Kompasiana, diakses dari http://www.kompasiana.com/syarifaaliyah/bagaimana-mengobati-penyakit-hati_550f578d813311f534bc6014, pada tanggal 02 Oktober 2017 pukul 17.34.
[13] Muhammad bin Suud Al-Uraifi, “keutamaan sholat malam dan anjurannya”, Media islam salafiyyah, Ahlussunah Wal jama’ah, diakses dari https://almanhaj.or.id/3499-keutamaan-shalat-malam-dan-anjurannya.html, pada tanggal 02 Oktober 2017 16.20.
[14]Al-Kahf-28, Surah Penghuni-penghuni Gua Ayat-28”, The Noble Quran, diakses dari http://id.noblequran.org/quran/surah-al-kahf/ayat-28/, pada tanggal 30 September 2017 pukul 09:25
[15]Berteman dengan Orang-orang Sholeh”, Akhlaqmuttaqin, diakses dari https://akhlaqmuttaqin.wordpress.com/2012/11/24/berteman-dengan-orang-orang-sholeh/, pada tanggal 02 oktober 2017 pukul 16.28.


1 komentar:

  1. Kreen Kakak-kakak Makalahnya bahwa Hati adalah sumber utama dari organ manusia menurut saya ini Kak,.terimakasih,.perkenalkan saya Riswanto Mahasiswa dari ISB Atma Luhur

    BalasHapus